post image

Konsep didirikannya Prodi Teknik Lingkungan diawali dari berkembangnya isu pokok yang berkaitan dengan semakin menurunnya fungsi bumi dan atmosfer (degradasi geosystem), oleh proses yang terjadi pada bumi itu sendiri dan oleh aktifitas manusia dalam memanfaatkan bumi. Menurunnya fungsi bumi dan atmosfer dapat terjadi oleh: penambangan bahan galian, erosi dan sedimentasi, gerakan tanah dan/atau batuan, abrasi dan longsor tebing pantai, intrusi air asin, penurunan muka airtanah, banjir/banjir bandang, kekeringan, limbah dan pencemaran, dampak letusan gunungapi, dampak gempa bumi dan tsunami, daya dukung – daya tampung medan/lahan, geomedical, geowisata, reklamasi dan sebagainya. Oleh karena itu Prodi. Teknik Lingkungan juga identik sebagai Teknik Lingkungan “Kebumian” (Geo-environmental Engineering).

Prodi Teknik Lingkungan mempersiapkan mahasiswa, agar dapat mengkaji dan memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan (menurunnya fungsi bumi) yang berlandaskan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Pendekatan Perekayasaan Kebumian (Geoengineering) guna terwujudnya fungsi bumi lestari.

Proses pembelajaran di Prodi. Teknik Lingkungan menggunakan metode Student Centred Learning (SCL) yang tidak hanya dilaksanakan di ruang kelas melainkan juga di luar ruang kelas. Salah satu contoh pembelajaran yang dilaksanakan di luar ruang kelas adalah Kuliah Lapangan, Kerja Praktek, dan Ekskursi Lingkungan Binaan.