Hibah Penelitian internal : Geotoksikologi akibat pencemaran dari produksi minyak secara tradisional di pertambangan Minyak Rayat Wonocolo
Pada Kegiatan Penelitian Hibah dilaksanakan pada tanggal 14-15 Juni 2023 bertempat di Pertambangan Minyak Rakyat Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. penelitian dilaksanakan oleh tim dosen yaitu Aditya Pandu Wicaksono, S.Si., M.Sc , Agus Bambang Irawaran, S.Si., M.Sc , dan Herwin Lukito, S.T., M.Si. dibantu oleh 5 mahasiswa yang merupakan serangkaian dalam menyelesaikan tugas akhir. Kegiatan dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji geotoksikologi akibat pencemaran dari produksi minyak secara tradisional di pertambangan Minyak Rayat Wonocolo, kegiatan dilapangan meliputi pengambilan sampel yang terdiri dari Sampel Tanah Tercemar Minyak, Sampel Air Terproduksi, Sampel Batuan, Sampel Tanah tidak tercemar, dan Sampel Limbah Sludge. Setelah pengambilan sampel dilakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui hasil dari pencemaran berdasarkan beberapa parameter seperti TPH dan Logam Berat di lokasi penelitian.
Eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi yang dilakukan dengan cara pengeboran di wilayah daratan dapat mengakibatkan tercemarnya tanah dan air yang disebabkan oleh tumpahan minyak ke lingkungan sekitar (Muli dkk, 2015). Pencemaran tersebut akan mengakibatkan perubahan terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah (Handrianto, 2018), dan akan meninggalkan jejak racun yang membahayakan lingkungan dan manusia. Salah satunya kontaminan minyak bumi yang sulit diurai adalah senyawaan hidrokarbon. Ketika senyawa tersebut mencemari permukaan tanah, maka zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan, atau masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat beracun. Akibatnya, ekosistem dan siklus air juga ikut terganggu (Karnawati dalam Aliyanto dkk, 2011). Ketika hidrokarbon menyebar mengkontaminasi tanah, fraksi yang paling ringan akan menguap, meninggalkan fraksi yang paling panjang, serta rantai aromatik dengan jumlah cincin yang lebih banyak, sehingga mengurangi kelarutannya dalam air. Daya tahan hidrokarbon dalam tanah yang terkontaminasi meningkat seiring dengan waktu kontak antara tanah dan kontaminan. Hal ini mungkin merupakan efek dari penggabungan bagian polutan ke dalam fraksi bahan organik tanah, serta penetrasi hidrokarbon ke dalam pori-pori kecil, yang menghalangi akses mikroorganisme, yang mengakibatkan rendahnya bioaksesibilitas hidrokarbon (Guirado et al., 2021). Keberadaan kontaminan minyak bumi dalam tanah dapat mempengaruhi aktivitas dan keanekaragaman mikroba tanah, seperti; gangguan pertumbuhan tanaman, perkembangan akar, batang diameter batang, dan hasil biji-bijian berkurang akibat paparan hidrokarbon minyak bumi. Paparan terhadap kelas kontaminan ini dapat menyebabkan karsinogenik, mutagenik, imunotoksik, hemotoksik kardiotoksik, neurotoksik, nefrotoksik, genotoksik, teratogenik, dan hepatotoksik pada manusia dan hewan (Dike et al., 2022).
Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro memiliki 74 unit sumur minyak bumi aktif. Proses penambangan minyak bumi di Kawasan Sumur Tua Desa Wonocolo masih dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, tradisional dan tanpa pengamanan yang baik. Kondisi ini berpotensi terjadinya banyak tumpahan atau ceceran dari berbagai kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi yang meliputi pengeboran, penyulingan, dan pengangkutan. Pencemaran tanah terjadi di sekitar sumur tua dan sekitar lokasi penyulingan, sementara pencemaran air terjadi pada 56 badan sungai yang mengalir di kawasan pertambangan rakyat (Amelia dkk, 2021). Pemanfaatan lahan sekitar lokasi sumur minyak bumi berupa kebun campur seperti kebun pisang, jagung dan rumput-rumputan sebagai pakan hewan ternak (kambing dan sapi). Pembuangan air terproduksi juga telah mencemari Sungai Dongrupit (Irawan dkk, 2022), padahal pada musim kemarau air sungai digunakan sebagai irigasi tanaman padi, sehingga lahan sawah bisa tercemar minyak bumi. Hal ini sangat membahayakan kesehatan manusia dalam jangka panjang ketika orang mengkonsumsi padi yang terkontaminasi hidrokarbon secara terus menerus.
Kontaminasi minyak bumi pada tanah di kawasan sumur tua minyak bumi Desa Wonocolo terus terjadi seiring aktivitas penambangan minyak bumi oleh rakyat. Ini berpengaruh terhadap kesehatan tanah, khususnya parameter sifat-sifat fisik tanah. Penelitian ini bertujuan mengkaji tingkat pencemaran minyak bumi pada tanah dan dampaknya terhadap perubahan sifat-sifat fisik tanah. Metode yang dilakukan berupa survey lapangan dan analisis laboratorium terhadap nilai TPH air terproduksi, lumpur minyak bumi, tanah dan parameter tekstur dan porositas tanah. Keterkaitan tanah tercemar minyak bumi terhadap tekstur dan porositas tanah dilakukan analisis secara deskriptif kualitattif. Hasil penelitian menunjukkan sumber pencemar tanah terbesar berasal dari pembuangan air formasi ke lingkungan sekitar. Pencemaran minyak bumi pada tanah terbesar terjadi di lokasi kemiringan lereng curam sebesar 93.000 mg/kg, sedangkan pencemaran minyak bumi terkecil terjadi pada lokasi dengan kemiringan lereng kemiringan lereng landai sebesar 53.00 mg/kg. Dampak pencemaran minyak bumi menyebabkan terjadinya penurunan porositas tanah dan perubahan sifat dari tekstur tanah.